13 Juni, 2015

USES AND GRATIFICATION



USES AND GRATIFICATION

By       : Ahmad Mukhlis Alatas

1.            Teori Pendekatan Multivasional Versus Uses And Gratification menurut Eliho, Kath, G. Blumler dan Michael Gurertch :
Teori ini mempertimbangkan apa yang dilakukan orang pada media, yaitu menggunakan media untuk pemuas kebutuhannya. Penganut teori ini meyakini bahwa individu sebagai mahluk supra-rasional dan sangat selektif. Menurut para pendirinya, Elihu Katz; Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1984), uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain. Elihu Katz; Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (dalam Baran dan Davis, 2000) menguraikan lima elemen atau asumsi-asumsi dasar dari Uses and Gratification Media sebagai berikut:
a.       Audiens adalah aktif, dan penggunaan media berorientasi pada tujuan.
b.      Inisiative yang menghubungkan antara kebutuhan kepuasan dan pilihan media spesifik terletak di tangan audiens
c.       Media bersaing dengan sumber-sumber lain dalam upaya memuaskan kebutuhan audiens
d.      Orang-orang mempunyai kesadaran-diri yang memadai berkenaan penggunaan media, kepentingan dan motivasinya yang menjadi bukti bagi peneliti tentang gambaran keakuratan penggunaan itu.
e.       Nilai pertimbangan seputar keperluan audiens tentang media spesifik atau isi harus dibentuk
Teori uses and gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Artinya, manusia itu memiliki otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. 
2.            Motif-motif yang diharapkan oleh khalayak :
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Motif merupakan suatu pengertian yang meliputi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu (Ardiyanto, 2005: 87).
Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. McQuail (1991: 72)  membagi motif penggunaan  media oleh individu ke dalam empat kelompok. Adapun pembagian tersebut adalah:
a.       Motif Informasi
ü  Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.
ü  Mencari bimbingan berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.
ü  Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.
ü  Belajar, pendidikan diri sendiri.
ü  Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
b.      Motif Identitas Pribadi
ü  Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
ü  Menemukan model perilaku.
ü  Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media.
ü  Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
c.       Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
ü  Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain.
ü  Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.
ü  Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.
ü  Memperoleh teman selain dari manusia.
ü  Membantu menjalankan peran sosial.
ü  Memungkinkan diri untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat.
3.            Terbentuknya konsumsi media secara individual :
Mengapa orang menggunakan media massa yang berbeda-beda? Mengapa orang senang membaca surat kabar X sementara orang lain menyukai surat kabar Y? Mengapa ada yang senang menonton TV dan tidak mendengar radio? Bagaimana pola konsumsi media secara individual terbentuk? Jawabannya terletak pada diri individu sendiri. Ada kebutuhan dasar manusia, motif, dan perbedaan-perbedaan individual lainnya yang membuat konsumsi orang kepada media berbeda. Situasi konsumsi mungkin sama, tetapi suatuasi yang sama ini dapat membentuk pola penggunaan media yang berbeda.
4.            Efek kehadiran Media Massa secara fisik menurut Stephen H. Chaffie :
a.       Efek ekonomis, Efek ekonomi sudah jelas, bahwa kehadiran media massa menggerakkan berbagai usaha. Mulai dari mereka yang memiliki usaha misalnya usaha dalam bidang perj\hotelan dapat membayar iklan untuk menarik para pengguna jasa hotelnya lewat media, entah lewat media elektronik maupun media cetak. Dan bisa di pastikan akan laku keras jika di bandingkan dengan usaha yang tidak di iklankan.
b.      Efek sosial, berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi social akibat kehadiran media massa. Setelah kehadiran televise misalnya di pedesaan seseorang akan terlihat berbeda dengan mereka yang tiudak memiliki televise, karena mereka yang memiliki televise akan megetahui kejadian di luar tempat tinggalnya, meski ia hanya duduk-duduk di rumah seharian.
c.       Efek pada penjadwalan kegiatan sehari-hari, terjadi terutama dengan kehadiran televisi. Kehadiran televisi dapat mengurangi waktu bermain, tidur, membaca, dan menonton film. Gejala ini disebut oleh Joyce Cramond (1976) sebagai “displacement effects” (efek alihan) yang ia definisikan sebagai reorganisasi kegiatan yang terjadi karena masuknya televise; beberapa kegiatan dikurangi dan beberapa kegiatan lainnya dihentikan sama sekali karena waktunya dipakai untuk menonton televisi.
d.      Efek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu Sering terjadi orang menggunakan media untuk menghilangkan perasaan tidak enak, misalnya kesepian, marah, kecewa, Media dipergunakan tanpa mempersoalkan isi pesan yang disampaikan. Dengan melihat berbagai acara yang di tampilkan oleh televisi misalnya seseorang secara tiba-tiba akan tertawa dan menangis sendiri karena melihat adegan dalam acara televise tersebut.
e.       Efek pada perasaan orang terhadap media. hilangnya perasaan tidak enak dan tumbuhnya perasaan tertentu terhadap media massa. Kehadiran media massa juga menumbuhkan perasaan tertentu. Kita memiliki perasaan positif atau negatif pada media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada media massa tertentu mungkin erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut; boleh jadi faktor isi pesan mula-mula amat berpengaruh, tetapi kemudian jenis media itu yang diperhatikan, apa pun yang disiarkannya.