04 Oktober, 2016

Akuntansi Biaya

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berkembangnya industri akan selalu memunculkan produk-produk baru. Perusahaan akan selalu berusaha menciptakan produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Akibatnya suatu perusahaan  tidak hanya memproduksi satu produk tetapi beragam produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini menjadikan masalah baru bagi perusahaan dalam perhitungan akuntansinya. Bersumber dari masalah inilah kalkulasi produk bersama dan produk sampingan menjadi penting untuk dibahas.
Produk Bersama adalah beberapa macam produk yang dihasilkan bersama- sama atau serempak dengan menggunakan satu macam atau beberapa macam bahan baku, tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang sama dan masukkan (input) tersebut tidak diikuti jejaknya pada setiap macam produk tertentu
Istilah produk sampingan digunakan untuk suatu produk yang bernilai total relatif kecil dan diproduksi secara berbarengan dengan produk yang bernilai lebih besar. Produk yang nilainya lebih besar biasa disebut dengan produk utama. Produk sampingan juga bisa diartikan sebagai produk yang bukan tujuan utama operasi perusahaan tetapi tidak dapat dihindarkan terjadinya dalam proses pengolahan produk disebabkan sifat bahan yang diolah atau karena sifat pengolahan produk, kuantitas dan nilai produk sampingan relatif kecil dibandingkan dengan nilai keseluruhan produk.
Akuntansi biaya telah mengalami perubahan yang dramatis, dimana perkembangan sistem komputer hampir menghapuskan pembukuan secara manual. Akuntansi biaya kini telah menjadi kebutuhan nyata dalam semuaorganisasi termasuk bank, organisasi profesional, serta lembaga pemerintah. Dewasa ini telah banyak perusahaan yang memasang metode pabrikasi produk,perdagangan produk, atau pemberian jasa dengan bantuan komputer. Adanya teknologi ini telah sangat memberikan dampak terhadap akuntansi biaya
Banyak bahan pelajaran yang diajarkan dalam akuntansi biaya, dimana kesemuanya selalu berkaitan dengan biaya-biaya yang mungkin timbul dalam proses produksi. Pembelajaran yang dilakukan dalam akuntansi biaya antara lain mengenai penentuan harga pokok produk: bersama dan sampingan, harga pokok proses, pembiayaan: biaya variabel dan biaya tetap, biaya overhead pabrik, departementalasi biaya overhead, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja: langsung dan tidak langsung, pengendalian biaya, serta analisis biaya pemasaran.
Dalam akuntansi biaya juga terdapat beberapa kekurangan yang menyertainya, terutama dalam sistem akuntansi biaya yang telah ketinggalan zaman. Gejala-gejala dari sistem biaya yang ketinggalan zaman diantaranya ialah hasil dari penawaran sulit dijelaskan, harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak masuk akal, produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi, manajer operasional berkeinginan menghentikan produk-produk yang kelihatan menguntungkan, marjin laba sulit dijelaskan, pelanggan tidak mengeluh atas biaya  naiknya harga, departemen akuntansi menghabiskan banyak waktuhanya untuk memberi data biaya bagi proyek khusus, dan biaya produk berubah karena adanya perubahan peraturan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana secara garis besar fungsi dari Akuntansi Biaya bagi perusahaan ?
2. Apakah tujuan fungsi Akuntansi Biaya dalam perusahaan ?
C. Manfaat.
1. Mengetahui fungsi Akuntansi Biaya untuk perusahaan
2. Memahami tujuan akuntansi biaya dalam perusahaan

PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pengertian Akuntansi Biaya adalah suatu proses pencatatan, pengolongan, peringkasan serta penyajian atas biaya pembuatan (produksi) dan penjualan product atau jasa dengan menggunakan cara tertentu serta penafsirannya. Akutansi Biaya ini bisa dipergunakan dalam pemenuhan kebutuhan pihak eksternal (investor atau kreditor) dan pihak internal (manajemen) perusahaan. Informasi biaya untuk internal perusahaan biasanya disajikan menyesuaikan dengan kebutuhan manajemen, sedangkan yang disajikan untuk pihak eksternal berbentuk Laporan Laba-Rugi dan Neraca Perusahaan. Khusus manajemen perusahaan, informasi biaya ini begitu penting dan sangat membantu mereka dalam pengambilan sebuah keputusan dalam operasional perusahaan.
Perusahaan dalam menjalankan seluruh aktifitas untuk memperoleh keuntungan atau laba tidak bisa terlepas dari biaya. Hal utama yang perlu diantisipasi serta direncanakan dengan baik yaitu dengan melakukan efisiensi terhadap seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan pengendalian anggaran yang telah direncanakan.
Menurut Mulyadi bahwa pengertian Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya. 
Menurut Matz Usry pengertian Akuntansi Biaya adalah “Cost accounting sometime call management accounting, should be considered the key managerial partner, furnishing management with the necessary accounting tools to plan and control activities. 
Kemudian pengertian Akuntansi Biaya menurut Abdul Halim mengemukakan bahwa definisi akuntansi biaya adalah “Akuntansi biaya adalah akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari suatu produk yang diproduksi (atau dijual di pasar) baik untuk memenuhi pesanan dan pemesan maupun untuk menjadi persediaan barang dagangan. yang akan dijual.”
   Sedangkan menurut chaum, Akuntansi biaya adalah suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil pengukuran dari  biaya pembuatan barang atau jasa. Fungsi utama dari Akuntansi Biaya: Melakukan akumulasi  biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan pendapatan.
B. Fungsi Akuntansi Biaya
Dahulu akuntansi biaya secara umum dianggap sebagai cara perhitungan terhadap nilai persdediaan yang terdapat pada laporan di neraca serta nilai harga pokok penjualan yang terdapat pada neraca rugi laba. Namun saat ini, akuntansi biaya memiliki bentuk tersendiri dan sangat berguna bagi kegiatan manajemen sebuah perusahaan. Akuntansi biaya membantu manajemen sebuah perusahaan dengan menyajikan data–data yang dibutuhkan dalam aktivitas pengendalian dan perencanaan untuk memperbaiki efisiensi serta kualitas yang bertujuan untuk menghasilkan keputusan yang bersifat rutin maupun strategis. Beberapa fungsi akuntansi biaya bagi perusahaan antara lain :
1. Akuntansi biaya berfungsi untuk membuat serta melaksanakan estimasi anggaran untuk operasi dalam kondisi kompetitif serta ekonomis yang telah diprediksi sebelumnya. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan perusahaan untuk memperoleh laba sebesar – besarnya melalui jalur yang kompetitif serta konsisten.
2. Menentukan metode kalkulasi biaya yang akan dikeluarkan atau estimasi biaya serta sebagai sarana pengendali atas aktivitas yang akan dilakukan, memperbaiki kualitas, serta menekan biaya yang akan dikeluarkan.
3. Mengendalikan kuantitas fisik dari persediaan yang ada dan menentukan biaya dari setiap produk barang maupun jasa yan berguna untuk penetapan harag serta evaluasi kinerja dari departemen atau divisi yang berkaitan.
4. Akuntansi biaya juga sangat berguna dalam menentukan biaya serta laba sebuah perusahaan untuk satu periode akuntansi.
5. Pertimbangan untuk menentukan keputusan jangka panjang maupun jangka pendek sehingga dapat merubah biaya maupun pendapatan.
Akuntansi biaya sangat berguna dalam menghitung biaya pengeluaran barang atau jasa yang dijual selama periode tertentu dan mengkalkulasikan laba atau keuntungan yang kemudian dilakukan penandingan (Matching) dengan pendapatan. Laba serta biaya tersebut dapat dilaporkan berdasarkan segmen – segmen perusahaan maupun keseluruhan dari perusahaan tersebut tergantung dengan kebutuhan pelaporan terhadap pihak eksternal serta pihak manajemen.
Proses matching tersebut melibatkan pengidentifikasian terhadap beberapa biaya yakni biaya variable, biaya tetap serta biaya jang pendek maupun jangka panjang. Biaya yang dibebankan terlebih dahulu adalah biaya variable ke unit yang akan diproduksi, lalu dibandingkan dengan pendapatan pada saat semua unit tersebut telah dijual. Ada beberapa alternative yang digunakan untuk membandingkan antara biaya yang bersifat tetap dengan pendapatan. Adapaun alternatif tersebut adalah sebagai berikut :
1. Jumlah biaya yang dikeluarkan tetap dimatchingkan dengan pendapatan pada periode waktu yang bersangkutan dengan pengeluaran biaya tadi. Alternative yang pertama ini disebut dengan perhitungan biaya langsung/ direct costing atau biaya variable/ variable costing.
2. Menandingkan sebagaian atau keseluruhan biaya manufaktur tetap ke unit – unit produk. Kemudian biaya ini dibebankan sebagai slaah satu bagian dari nilai poko penjualan yang masuk kedalam laporan rugi laba ketika unit tersebut telah dijual.
Akuntasi biaya akan menghasilkan informasi atas biaya serta pendapatan yang bervariasi, yang berasal dari tindakan alternative yang telah dilakukan. Berdasarkan informasi tersebut, manajemen akan melakukan pertimbangan dan memutuskan sebuah keputusan baik itu jangkan panjang maupun jangka pendek yang bertujuan untuk menentukan pengembangan produk, pemberhentian produksi sebuah produk dan menentukan apakah harus membeli atau membuat sendiri komponen – komponen yang diperlukan suatu produk dalam proses produksi.
Berdasarkna hal tersebut, informasi yang valid dan tepat tentu sangat diperlukan dalam kesuksesan sebuah perusahaan dalam berkompetisi dengan perusahaan lain. bilamana data yang disajikan tidak tepat, maka dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan dan memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan dan berpotensi menyebabkan kerugian bagi perusahaan terkait. Oleh karena itu, akuntansi biaya berperan penting dalam mengidentifikasi, mengevaluasi serta memilih strategi untuk memajukan sebuah perusahaan.
Dalam akuntansi biaya juga terdapat beberapa kekurangan yang menyertainya, terutama dalam sistem akuntansi biaya yang telah ketinggalan zaman. Gejala-gejala dari sistem biaya yang ketinggalan zaman diantaranya ialah hasil dari penawaran sulit dijelaskan, harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak masuk akal, produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi, manajer operasional berkeinginan menghentikan produk-produk yang kelihatan menguntungkan, marjin laba sulit dijelaskan, pelanggan tidak mengeluh atas biaya naiknya harga, departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu hanya untuk memberi data biaya bagi proyek khusus, dan biaya produk berubah karena adanya perubahan peratauran pelaporan.
C. Tujuan Akuntansi Biaya
1. Perencanaan serta pengendalian biaya. Manajemen menyusun estimasi pendapatan dan biaya dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan perusahaan. dasar yang dipergunakan untuk estimasi biaya tersebut adalah data historis, namun fakor lain yang berpotensi memiliki pengaruh terhadap biaya juga dipertimbangkan. kemudian manajemen akan menelaah apakah biaya-biaya yang terjadi telah sesuai dengan perencanaan estimasi biaya yang telah disusun. Apabila ada penyimpangan maka manajemen harus menganalisa apa yang menjadi penyebabnya dan memeprtimbangakan langkah tindakan koreksi yang dibutuhkan
2. Untuk Menentukan harga pokok dari suatu produk ataupun jasa yang diproduksi oleh perusahaan dengan tepat serta teliti serta meringkas semua biaya produksi atau penyerahan jasa. Biaya yang disajikan merupakan biaya historis perusahaan. Akuntansi Biaya umumnya  dalam penentuan harga pokok produknya ditujukan guna memenuhi kebutuhan dari manajemen puncak dan pihak eksternal. Maka dari itu, proses penyusunan akuntansi biaya ini dalam penentuan harga pokoknya berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku
3. Pengambilan Keputusan Manajemen, keputusan khusus ini menyangkut masa mendatang. Maka informasi akuntansi yang relevan dengan pengambilan suatu keputusan khusus slalu berhubungan dgn informasi yang akann datang. laporan akuntansi biaya yang bertujuan untuk pengambilan sebuah keputusan merupakan bagian dari "akuntansi manajemen"

D. Berdasarkan Fungsi Pokok dalam Perusahaan
1. Fungsi Produksi
Fungsi Produksi merupakan fungsi yang selalu berhubungan dengan aktivitas pengolahan raw material (bahan baku) menjadi produk yang siap jual. berdasar pada fungsi produksi, biaya produksi bisa dikelompokkan kedalam beberapa kelompok:
Biaya Bahan Baku, bahan yang diproses (diolah) menjadi bagian produk selesai, pemakaian-nya bisa diidentifikasi atau merupakan bagian integrall pada product tertentu. Biaya bahan baku ialah harga perolehan tas bahan baku yang terpakai dalam pengolahan product
ΓΌ Biaya Tenaga Kerja Langsung, merupakan imbalan (balas jasa) yang diberikan kepada tenaga kerja (karyawan) pabrik yang manfaatnya terasa secara langsung pada produk yang dihasilkan perusahaan.

Biaya bahan baku penolong.

Biaya listrik, air pabrik
Biaya tenaga kerja tak langsung

Biaya insurance pabrik
Biaya depresiasi dan amortisasi aset tetap pabrik

Biaya overhead lain - lain
Biaya reparasi dan maintenance aset tetap pabrik


ΓΌ Biaya Overhead Pabrik, merupakan biaya produksi yang selain dari biaya tenaga kerja langsung (BTKL) dan biaya bahan baku (BB). memiliki elemen-elemen yang bisa digolongkan kedalam:






2. Fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran merupakan fungsi yang terkait dengan aktivitas penjualan produk jadi siap jual dan bisa mendapatkan laba yang sesuai dengan keinginan. dengan dasar fungsi pemasaran, biaya bisa digolongkan kedalam biaya pemasaran. biaya pemasaran merupakan biaya untuk menjalankan aktivitas pemasaran, misalnya :
Biaya iklan

Biaya angkut penjualan
Biaya promosi

Biaya gaji bagian pemasaran
3. Fungsi Administrasi dan Umum
Fungsi ini merupakan fungsi yang terkait dengan aktivitas dalam penentuan suatu kebijakan, pengarahan, serta pengawasan aktivitas perusahaan secara menyeluruh suapa bisa berjalan dengan efektif dan efisien. berdasar pada fungsi administrasi dan umum, biaya bisa digolongkan kedalam biaya administrasi dan umum, yaitu biaya yang dikorbankan dalam mengkoordinir aktivitas produksi dan pemasaran. misalnya, biaya gaji divisi keuangan, akuntansi, biaya pemeriksaan akuntan, biaya personalia dan lain-lain,
4. Fungsi Keuangan
Fungsi keuangan merupakan yang berkaitan dengan aktivitas keuangan, penyediaan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan. biaya ini dinamanakan biaya keuangan. contohnya biaya bunga.
E. Metode Akuntansi Biaya
1. Metode Harga Pokok Proses
Karakter produk :
a) Produk yg dihasilkan merupakan produk standar
b) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
c) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu
2. Metode Harga Pokok Proses – Produk Diolah Melalui Satu Departemen Produksi
Contoh :
Biaya bahan baku
Biaya bahan penolong
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik
Rp    5.000.000
Rp    7.500.000
Rp  11.250.000
Rp  16.125.000
Total biaya produksi
Rp  39.875.000
Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah :
Produk jadi
Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut: Biaya bahan baku : 100 %;biaya bahan penolong  100 %, biaya tenaga kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 %.

2.000 kg

500 kg


Data produksi PT Risa Rimendi Bulan Januari 19x1
Masuk ke dalam proses: 2.500 kg


Produk jadi : 2000 kg
Produk dalam proses akhir  500 kg

Perhitungan harga pokok produksi per satuan
Unsure biaya produksi
Total biaya
Unit ekuivalensi
Biaya produksi per satuan
(1)
(2)
(3)
(2);(3)
Bahan baku
Bahan penolong
Tenaga kerja
Overhead pabrik
Rp    5.000.000
Rp    7.500.000
Rp  11.250.000
Rp  16.125.000
39.875.000
2.500
2.500
2.250
2.150
Rp 2.000
3.000
5.000
7.500
17.500

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses
Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500
Rp 35.000.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses
Biaya bahan baku : 100 % x 500 x Rp 2.000 = Rp 1.000.000
Biaya bahan penolong 100 % x 500 x Rp 3.000= Rp 1.500.000
Biaya tenaga kerja 50 % x 500 x Rp 5.000= Rp 1.250.000
Biaya overhead pabrik 30 % x 500 x rp 7.500= Rp 1.125.000




Rp   4.875.000
Jumlah biaya produksi bulan januari 19x1
Rp 39.875.000

Jurnal pencatatan biaya produksi
jurnal untuk mencatat biaya bahan baku ;
    Barang dalam proses- biaya bahan baku                                 Rp 5.000.000
    Persediaan bahan baku                                                            Rp 5.000.000

Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong
Barang dalam proses- biaya bahan penolong                          Rp 7.500.000
            Persediaan bahan penolong                                                     Rp 7.500.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang  dalam proses- biaya tenaga kerja                               Rp 11.250.000
 Gaji dan upah                                                                          Rp 11.250.000

JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik                         Rp 16.125.000
Berbagai rekening yang dikredit                                             Rp 16.125.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
Persediaan produk jadi                                                           Rp 35.000.000
            Barang dalam proses- biaya bahan baku                                 Rp 4.000.000
            Barang dalam proses- biaya bahan penolong                          Rp 6.000.000
            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja                                 Rp 10.000.000
            Barang dalam proses- biaya overhead pabrik                         Rp 15.000.000


Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada akhir bulan januari 19 x1

Persediaan produk dalam proses                                             Rp 4.875.000
            Barang dalam proses – biaya bahan baku                               Rp 1.000.000
            Barang dalam proses – biaya bahan penolong                        Rp 1.500.000
            Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja                               Rp 1.250.000
            Barang dalam proses – biaya overhead pabrik                        Rp 1.125.000 
Jurnal pencatatan biaya produksi
jurnal untuk mencatat biaya bahan baku ;
Barang dalam proses- biaya bahan baku                                Rp 5.000.000
       Persediaan bahan baku                                                            Rp 5.000.000
Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong
Barang dalam proses- biaya bahan penolong                          Rp 7.500.000
            Persediaan bahan penolong                                                     Rp 7.500.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang  dalam proses- biaya tenaga kerja                               Rp 11.250.000
            Gaji dan upah                                                                          Rp 11.250.000

JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik                         Rp 16.125.000
            Berbagai rekening yang dikredit                                             Rp 16.125.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
Persediaan produk jadi                                                           Rp 35.000.000
            Barang dalam proses- biaya bahan baku                                 Rp 4.000.000
            Barang dalam proses- biaya bahan penolong                          Rp 6.000.000
            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja                                 Rp 10.000.000
            Barang dalam proses- biaya overhead pabrik                         Rp 15.000.000

Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada akhir bulan januari 19 x1

Persediaan produk dalam proses                                             Rp 4.875.000
            Barang dalam proses – biaya bahan baku                               Rp 1.000.000
            Barang dalam proses – biaya bahan penolong                        Rp 1.500.000
            Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja                               Rp 1.250.000
            Barang dalam proses – biaya overhead pabrik                        Rp 1.125.000
Metode Harga Pokok Proses –Produk Diolah Melalui Lebih Dari Satu Departemen Produksi
Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi dari departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnyua tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari:
a. biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya
b. biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama
Contoh2:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1

Departemen A
Departemen B
Produk yang dimasukkan dalam proses
35.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B
30.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke gudang

24.000 kg
Produk dalam proses akhir bulan
5.000 kg
6.000 kg
Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 19x1
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik

Rp 70.000
Rp 155.000
Rp 248.000

Rp 0
Rp 270.000
Rp 405.000
Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses akhir
Biaya bahan baku
Biaya konversi

100%
20%


50%







Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen A
Unsur biaya produksi
Total biaya
Unit ekuivalensi
Biaya produksi per kg




Bahan baku
Tenaga kerja
Overbead pabrik
Rp 70.000
155.000
248.000
35.000
31.000
31.000
Rp 2
5
8
Total
Rp 173.000

Rp 15

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A

Harga pokok produk jadi : 30.000 x Rp 15
Rp 450.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses
Biaya bahan baku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000
Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp5.000
Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000




Rp   23.000
Jumlah biaya produksi Departemen A bulan januari 19x1
Rp 473.000

Jurnal pencatatan biaya produksi departemen A
Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :
Barang dalam proses-biaya bahan baku departemen A                      Rp 70.000
            Persediaan bahan baku                                                                        Rp 70.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :
Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen A                    Rp 155.000
            Gaji dan upah                                                                                      Rp 155.000
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen A            
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen A              Rp 248.000
            Berbagai rekening yang di kredit                                                        Rp 248.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke departemen B:
Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B                    Rp 450.000
            Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A                     Rp 60.000
            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A                     Rp 150.000
            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A               Rp 240.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang  belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 19x1
Persediaan produk dalam proses-departemen A                                 Rp 23.000
            Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A                     Rp 10.000
            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A                     Rp   5.000
            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A               Rp   8.000



Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen B
Unsur biaya produksi
Total biaya
Unit ekuivalensi
Biaya produksi per kg




Tenaga kerja
Overbead pabrik
270.000
405.000
27.000
27.000
10
15
Total
Rp 675.000

Rp 25

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B
Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke gudang
Harga pokok dari departemen A : 24.000 x Rp 15
Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : 24.000x Rp 25


Rp 360.000
600.000

Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
24.000 x Rp 40
960.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir
Harga pokok dari departemen A : 6.000 x Rp 15
Biaya yang ditambahkan oleh departemen B:
Biaya tenaga kerja 50 % x 6.000 x Rp 10 = Rp30.000
Biaya overhead pabrik 50 % x 6.000 x Rp 15= Rp 45.000

90.000


Rp   75.000
Total harga pokok persediaan produk dalam proses departemen B
165.000
Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan januari 19x1
Rp 1.125.000




jurnal pencatatan biaya produksi departemen B
Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A: :
Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B                    Rp 450.000
            Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A                     Rp 60.000
            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A                     Rp 150.000
            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A               Rp 240.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :
Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen B                    Rp 270.000
            Gaji dan upah                                                                                      Rp 270.000

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen B            
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen B              Rp 405.000
            Berbagai rekening yang di kredit                                                        Rp 405.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudang
Persediaan produk jadi                                                                       Rp 960.000
            Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B                     Rp 360.000
            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B                     Rp 240.000
            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B               Rp 360.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang  belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 19x1
Persediaan produk dalam proses-departemen B                                 Rp 165.000
            Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B                     Rp 90.000
            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B                     Rp 30.000
            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B               Rp 45.000
Pengaruh Terjadinya Produk Yang Hilang Dalam Proses Terhadap Perhitungan Harga Pokok Produk Per Satuan
Contoh3:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1

Departemen A
Departemen B
Produk yang dimasukkan dalam proses
1.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B
700 kg

Produk selesai yang ditransfer ke gudang

400 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut :
Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %
Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %


200 kg



100 kg
Produk yang hilang pada awal proses
100 kg
200 kg



Biaya produksi Bulan Januari 19 x1

Departemen A
Departemen B
Biaya bahan baku
Rp 22.500
Rp          -
Biaya bahan penolong
26.100
16.100
Biaya tenaga kerja
35.100
22.500
Biaya overhead pabrik
45.800
24.750

Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 19 x1
Jenis biaya
Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemn A ( unit ekuivalensi)
Biaya produksi Departemen A
Biaya per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A
Biaya bahan baku
700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg
Rp 22.500
Rp 25
Biaya bahan penolong
700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg
26.100
29
Biaya tenaga kerja
700 + 40%x200kg=780kg
35.100
45
Biaya overhead pabrik
700 + 40%x200kg=780kg
46.800
60


Rp 130.500
Rp 159

Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19x1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 159
Rp 111.300
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)
Biaya bahan baku         200 kg x 100 % x Rp 25 = 5.000
Biaya bahan penolong  200 kg x 100 % x Rp 29 = 5.800
Biaya tenaga kerja       200 kg x 40 %x Rp 45= 3.600
Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 60= 4.800




Rp 19.200
Jumlah biaya produksi Departemen A
Rp 130.500


Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama
Perhitungan penyesuaian harga pokok per unit dari departemen A
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A
Rp 111.300 : 700
Rp 159,00
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B sebanyak 200 kg adalah Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg)
Rp 222.60
Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A
Rp  63.60









Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 19 x1
Jenis biaya
Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen B ( unit ekuivalensi)
Jumlah biaya produksi yang ditambahkan di departemen B
Biaya per kg yang ditambahkan Departemen B
Biaya bahan penolong
400 kg + 60 % x 100 kg = 460 kg
Rp 16.100
Rp 35
Biaya tenaga kerja
400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg
Rp 22.500
Rp 50
Biaya overhead pabrik
400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg
Rp 24.750
Rp 55


Rp 63.350
Rp 140

Perhitungan biaya produksi departemen B bulan Januari 19x1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg @ Rp 362.60
Rp 145.040
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 kg):
Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 222.6= Rp 22.260
Biaya bahan penolong : 100 kg x 60 % x Rp 35 = 2.100
Biaya tenaga kerja  : 100 kg x 50 % x Rp 50 = 2.500
Biaya overhead pabrik : 100 kg x 50 %x Rp 55 =2.750




Rp 29.610
Jumlah kumulatif dalam departemen B
Rp 174.650
Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan
Contoh:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1

Departemen A
Departemen B
Produk yang dimasukkan dalam proses
1.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B
700 kg

Produk selesai yang ditransfer ke gudang

400 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut :
Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %
Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %


200 kg



100 kg
Produk yang hilang pada akhir proses
100 kg
200 kg

Biaya produksi Bulan Januari 19 x1

Departemen A
Departemen B
Biaya bahan baku
Rp 22.500
Rp          -
Biaya bahan penolong
26.100
16.100
Biaya tenaga kerja
35.100
22.500
Biaya overhead pabrik
45.800
24.750


Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 19 x1

Jenis biaya
Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemn A ( unit ekuivalensi)
Biaya produksi Departemen A
Biaya per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A
Biaya bahan baku
700 kg + 100 % x 200 kg + 100 kg= 1000 kg
Rp 22.500
Rp 22.5
Biaya bahan penolong
700 kg + 100 % x 200 kg+ 100 kg = 1000 kg
26.100
26.10
Biaya tenaga kerja
700 + 40%x200kg + 100 kg = 880kg
35.100
39.89
Biaya overhead pabrik
700 + 40%x200kg+ 100 kg = 880kg
46.800
53.18


Rp 130.500
Rp141.67









Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19x1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 141.67
Rp 99.169
Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang hilang pada akhir proses 100 xRp 141,67
14.167,00
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan : 700 x Rp 161,91
113.334,40
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)
Biaya bahan baku         200 kg x 100 % x Rp 22.5 = 4.500
Biaya bahan penolong  200 kg x 100 % x Rp 26.1 = 5.220
Biaya tenaga kerja       200 kg x 40 %x Rp 39.89= 3.191,2
Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 53.18= 4.254,4




Rp 17.165.60
Jumlah biaya produksi Departemen A
Rp 130.500,00









Produk yang hilang pada akhir proses di departemen produksi setelah departemen produksi pertama

Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 19 x1
Jenis biaya
Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen B ( unit ekuivalensi)
Jumlah biaya produksi yang ditambahkan di departemen B
Biaya per kg yang ditambahkan di Departemen B
Biaya bahan penolong
400 kg + 60 % x 100 kg + 200 kg = 660 kg
Rp 16.100
Rp 24.39
Biaya tenaga kerja
400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg = 650 kg
Rp 22.500
Rp 34.62
Biaya overhead pabrik
400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg = 650 kg
Rp 24.750
Rp 38.08


Rp 63.350
Rp 97.09






Perhitungan biaya produksi Departemen B bulan Januari 19x1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 400 x Rp 161.91
Rp 64.764,00
Biaya yang ditambahkan departemen B 400 x Rp 97.09
     38.836,00
Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses : 200 kg ( Rp 161.91+Rp 97.09
51.800,00
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan : 400 x Rp 388.5
155.400,00
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 Kg)
Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 161.91 = Rp 16.191,00
Biaya bahan penolong  100 kg x 60 % x Rp 24.39 = 1.463.3
Biaya tenaga kerja       100 kg x 50 %x Rp 34.62= 1.731
Biaya overhead pabrik 100 kg x 50 %x Rp 38.08= 1.904




Rp 21.289.40
Jumlah biaya produksi Departemen B
Rp 176.689.40



Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi_biaya
http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-akuntansi-biaya/
http://www.hartaku.com/pentingnya-perhitungan-akuntansi-biaya-bagi-sebuah-perusahaan/
http://uchivinshy19.blogspot.co.id/